Sabtu, 23 Juli 2011

Kyoto Kota Besejarah dari Sisi Budaya dan Pemerintahan


Jejak budaya yang menakjubkan pada masa silam di Kyoto bisa dilihat dari beberapa situs. Tidak hanya bangunan Kuil atau peninggalan yang berkaitan dengan keagamaan, tapi juga pada bangunan yang berhubungan dengan pemerintahan militer di Jepang pada era Shogun lengkap dengan barisan para pendekar samurainya.
Nijo castle (Nijo-jo) atau Kastil Nijo adalah komplek bangunan atau saksi yang dapat bercerita seperti apa kira-kira suasana pemerintahan kala itu. Kastil Nijo, atau Istana Shogun, berdasar referensi yang ada di bangun pada tahun 1603 dan selesai tahun 1626. Kastil ini dibangun oleh Leyasu, Shogun Tokugawa pertama kemudian diselesaikan oleh Lemitsu, Shogun Tokugawa ketiga.
Jika kita memasuki istana ini kesan pertama adalah kokoh, rapi dan indah. Namun jika kita amati dan bertanya lebih jauh, ternyata di samping kekokohan, kerapian dan keindahan juga terselip kewaspadaan serta unsur penjagaan diri yang luar biasa kuat disertai perancangan bagunan yang bagus. Bisa jadi unsur kewaspadaan ini berkaitan dengan peruntukan istana yakbi bagi pimpinan pemerintahan militer yang bernama Shogun.
 
Ketika  memasuki Kastil Shogun ini, kita akan menemui sekaligus melalui gerbang yang sangat besar dan kokoh. Dindingnya terbuat dari tumpukan batu yang disusun rapi seperti pembuatan candi. Lalu daun pintunya terbuat dari cetakan besi yang tebalnya  sekitar 30-40 cm. Kemudian Lebar dinding  yang mengelilingi Kastil  ini rata-rata lebih dari dua meter dengan ketinggian lebih dari lima meter. Kemudian pada seputar kastil dibuatkan sungai selebar lebih kurang 10 meter. Sebenarnya Kastil ini pada beberapa keadaan lebih mirip dengan sebuah benteng, hanya saja di dalamnya terdapat taman serta bangunan yang indah. Jika  telah melalui gerbang maka tidak jauh kemudian akan bertemu dengan gedung utama Kastil. Pada halaman Kastil ini ditaburi batu kerikil dengan maksud jika ada orang yang berjalan atau mengendap sekalipun akan terdengar suara langkahnya. Dapat dibayangkan betapa sulitnya pada masa itu jika melakukan upaya penyusupan ke dalam Kastil, apalagi penjagaan ketat juga dilakukan oleh para samurai.
Ketika masuk kedalam Kastil utama, tempat Shogun beserta perangkatnya bekerja dan tinggal, lantai Kastil akan berbunyi dengan deritan “nyit-nyit-nyit” yang memang di desain khusus oleh para perancang bangunan. Tujuannya tidak berbeda dengan kerikil di halaman, yakni upaya meningkatkan kewaspadaan jika ada penyusup masuk.

Lantai kastil terbuat dari papan yg sangat lebar dan tebal, Lebarnya sekitar 40-50 cm dengan ketebalan antara 20-25 cm/keping. Sayangnya setiap pengunjung tidak diperkenankan memotret di dalam ruangan utama Kastil. Bisa jadi hal ini merupakan penghormatan dari bangsa Jepang terhadap para Shogun atau sebagai taktik  agar esensi rahasia dari rancangan gedung ini tidak mudah untuk ditiru oleh siapapun.
Pikiran itu muncul begitu saja tatkala mendengar deritan lantai. Saya dapat menduga desain yang dibuat bukan saja bersifat khusus namun juga istimewa dan rahasia. Deritan yang ditimbulkan oleh langkah saya bunyinya sama setiap kali melangkah. Sinsei Iwan, salah seorang rekan yang juga berkunjung ke sana juga mengalami hal yang sama. Derit yang dihasilkan dari langkahnya selalu sama. Anehnya, derit langkah kami yang dihasilkan dari lantai itu justru berbeda.  Kenapa bisa demikian?
Fenomena bunyi derit lantai yang berbeda di atas ternyata dipengaruhi oleh berat tubuh kita dan daya gratifikasi, Anda bisa membayangkan sendiri apa tujuan di balik itu semua. Ya, lagi-lagi urusan keamanan.

 Dengan begitu para samurai dapat meraba-raba keadaan dan kondisi fisik seseorang yang sedang memasuki kastil. Itulah yang membuat saya demikian yakin bahwa mereka sangat memperhitungkan segala kemungkinan dari segi keamanan dalam pembuatan Kastil tanpa meninggalkan aspek keindahan. Jika kita mengamati taman-taman yang mengitari Kastil, taman-taman itu sendiri sifatnya terbuka. Dengan kondisi taman seperti itu tentunya menyulitkan bagi tamu yang tak diundang untuk datang menyelinap.
Cara mereka merancang bangunan luar biasa mengagumkan, terlebih dikerjakan pada awal abad ke 16 silam. Bukankah itu membuktikan juga bahwa orang-orang di zaman dahulu cukup jenius?
Demikianlah cerita dari saya karena pengunjung hanya diperkenankan memasuki sampai kastil utama saja. Meski demikian, saya masih meyakini di dalam sana masih banyak rahasia, keunikan dan keindahan yang tersembunyi. Terlebih pada Kastil istri dari Shogun beserta dayang-dayangnya, mengingat budaya Jepang yang sangat menjaga kehormatan wanita seperti bangsa Asia lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar